Meninggalnya Gus Dur memang meniggalkan luka yang mendalam bagi umat manusia, tidak hanya kalangan "Nahdhiyyin" saja yang merasa kehilangan, namun seperti halnya kalangan pemerintah, pimpinan partai politik, dan rakyat Bangladesh pun ikut memberikan ucapan belasungkawa


Ucapan belasungkawa mengalir dari kalangan pemerintah, pimpinan partai politik, dan rakyat Bangladesh atas meninggalnya Presiden ke-4 Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid, dengan mengisi buku duka (condolence book) yang dibuka Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Dhaka, dari tanggal 3 hingga 5 Januari 2010.

Siaran pers KBRI Dhaka yang diterima Antara di Jakarta, Rabu (6/1/2010), menyebutkan, kalangan pemerintahan, pimpinan partai politik, masyarakat Bangladesh, hingga para kepala perwakilan diplomatik negara sahabat selama tiga hari itu secara bergantian datang ke KBRI untuk mengisi buku duka cita tersebut.
Ungkapan rasa belasungkawa dan penghormatan terakhir kepada Presiden ke-4 RI tersebut juga disampaikan Menteri Luar Negeri Bangladesh, Dipu Moni, yang datang langsung ke KBRI Dhaka untuk mengisi buku duka cita.
Kedatangan Moni disambut Duta Besar Republik Indonesia untuk Bangladesh, Zet Mirzal Zainuddin, selain atas nama pribadi juga untuk mewakili pemerintah sekaligus seluruh rakyat Bangladesh menyampaikan rasa belasungkawa sedalam-dalamnya.
Usai mengisi buku duka cita, Menlu Bangladesh dan Dubes RI untuk Dhaka melakukan pertemuan dan sempat mengenang kembali jasa dan kontribusi Almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, dalam membangun demokrasi di Indonesia juga dalam perkembangan hubungan bilateral kedua negara dan kerjasama Selatan-Selatan.
Sejumlah hal lain yang dia singgung dalam kesempatan tersebut, yakni upaya-upaya peningkatan hubungan dan kerjasama bilateral kedua negara secara nyata, seperti rencana perjanjian kerjasama yang saling menguntungkan dalam hal bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik dan paspor dinas untuk kemudahan dan kelancaran saling kunjung bagi masyarakat Indonesia dan Bangladesh dalam meningkatkan nilai perdagangan, mutu pendidikan, budaya serta pariwisata kedua negara.
Kehadiran Menlu Bangladesh di KBRI Dhaka telah menarik perhatian beberapa media elektronik dan media cetak setempat untuk melakukan peliputan dan wawancara langsung. Di antara pers yang hadir adalah ETV, Diganta Television, The New Nation, The News Today, The Independent, News Age, dan Radio Foorti.
Disamping melakukan peliputan dan wawancara langsung kepada Menlu Bangladesh dan Dubes RI untuk Bangladesh, beberapa wartawan secara aktif turut pula mengisi buku sebagai ungkapan duka cita.

Artikel Terkait